Jumat, 13 Mei 2016

Perjalanan Pertama Baby Putri

Keluar dari rumah sakit setelah dirawat di Rs. Grestelina Makassar dari tanggal 29 Februari malam dan berlanjut operasi Secar di tanggal 1 Maret, akhirnya tepat Tanggal 4 Maret 2016, saya, Baby Putri dan Keluarga bisa dibebaskan oleh bu Dokter. Meskipun bekas operasi Secar belum sembut total, tapi sudah di bolehkan keluar dari rumah sakit.

Seperti bayi bayi muslim yang lainnya, sunnah hukumnya melakukan aqiqah atau gunting rambut di hari ke tujuh. Oleh karena Aqiqah baby Putri akan diselenggarakan di Kabupten yang jarak tempuh 5 jam dari Kota kelahiran baby Putri.

Dalam perjalanan ke kampung halaman ditemani nenek dan nenek buyut putri, juga ada tante kecil, om yang menyetit mobil dan saudara kakek Putri turut menemani. Seperti biasa, bayi masih sangat rentan dengan berbagai macam hal baru. Sementara hari itu, Baby Putri melewati banyak pada hari keluar dari rumah sakit.

Pertama, naik mobil, panas, hawa AC, berebut oksigen di dalam mobil dan perjalanan panjang. Sebelum ke Kampung halaman Bunda, terlebih dahulu transit sebentar di rumah kakek dari Papa putri untuk mengambil berbagai perlengkapan sekaligun menunggu papa pulang dari kampus.

Selanjutnya tepat sore hari sebelum masuk magrib, bunda dan keluarga beserta papa dan baby putri pamit ke kakek dan nenek untuk bertolak dari Makassar menuju Kabupaten Sinjai.

Awalnya semua berlangsung biasa saja. Baby putri enteng - enteng saja meski sesekali menangis. Tapi entah apa yang terjadi, tiba di perbatasan Kabupaten Gowa dan Takalar, baby putri mendadak sangat rewel. Berkali - kali mobil harus kami hentikan untuk menenangkan akan tetapi semakin keras menangis.

Bunda, papa, nenek dan semuanya menjadi khawatir kalau kalau terjadi hal yang tidak diinginkan. Kekhawatiran bertambah setelah mata babi putri tiba - tiba seakan terjepit dan seolah tidak bernafas. Kami semua panik, terlebih saya. Saat tubuh baby putri ditenangkan oleh nenek Ummi, saya hanya bisa pasrah, menangis dan berdoa baby putri tidak kenapa - kenapa.

Cukup lama baby putri seakan hilang tanpa suara dengan keadaan yang mengagetkan kami semua hingga akhirnya baby putri kembali menangis dan kami semua berasa lega. Setelah menenangkan diri, akhirnya kami melanjutkan perjalanan dengan Bismillah dan sampai dengan selamat di pukul 11  malam.

Sebuah pengalaman yang sangat melelahkan dan menegangkan. Semoga sampai kapanpun tidak akan terulang seperti itu lagi ke baby putri. Amiiin. Saking lelahnya, di malam harinya baby putri kami menangis dan saya dengan papanya tidak mendengarkan suaranya padahal di sampingku. Justru nenek Ummi yang beda kamar yang mendengarkan dan membangunkan kami setelah sekian lama pintu di tendangnya.

Pengalaman menjadi Ibu baru yang sangat tidak akan pernah terlupakan sampai kapanpun.

We Love Our Baby Putri

Sinjai, 5 Maret 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar